Selasa, 16 Juli 2013

Jagoan Neon

Jagoan Neon ...

Sudah beberapa bulan ini saya stres luar biasa gara-gara urusan proposal. Walah, proposal yang isinya cuma latar belakang, teori dan metodologi aja bisa bikin pusing berbulan-bulan. Masih untung gak pendarahan seperti tempo hari ujian kualifikasi, hhhh ....

Saya mengalami braindead, frozen head, writer block atau apalah namanya itu. Gimana mau punya proposal kalau mau nulis apa aja gak tau. Saya menolak menjadi positif, menolak bertemu kawan-kawan, menolak pendekatan ke dosen, menolak diskusi, pokoknya menolak segalanya.Saya berteman dengan negative thinking, berteman dengan kemungkinan mundur kuliah, sepertinya lebih menjanjikan kebebasan ... Yang paling terkena dampak adalah mahasiswa-mahasiswa saya, terkena semprotan setiap saat, hahaha

Tapi, memang, kalau orang bijak bilang semua ada waktunya, ya semua ada waktunya. Saya stres luar biasa, ditambah jadwal deadline yang berubah-ubah gak jelas sampai 4x membuat saya makin drop. Akhirnya, ketika saya sudah menentukan jadwal deadline saya sendiri dan memantapkan hati, tetap saja ide untuk menulis tiada, hhhh ...

Sampai suatu hari, teman yang sudah menemukan kebebasan terlepas dari sidang proposal menelepon dan bla bla bla ... Sudahlah putuskan saja kembali ke ide jaman dahulu yang belum saya selesaikan. Saya seperti tersengat listrik, seperti ada aliran listrik menjalar dalam otak saya,

dan suami saya kemudian bersaksi 
bahwa ia melihat jagoan neon, hahahaha

Jagoan Neon adalah permen anak-anak era '80 - '90an. Jagoan Neon adalah permen sparkling yang berupa butiran, yang bila butir-butir itu diletakkan di lidah, maka kita akan merasa seperti ada sengatan-sengatan listrik muncul di lidah. Nah, itu yang dilihat suami saya ketika saya terima telepon dari sahabat saya itu ...

Selama 4 hari saya mengetik tidak berhenti, membongkar pasang kerangka berpikir. Dan 2 hari sebelum deadline, saya tidak tidur. Saya selalu mengetik hampir 12 jam setiap hari. Tangan saya jarem, keram, kejang, apa pun namanya itu. Ketika hari deadline tiba, suami saya bilang, saya pucat dan seperti zombie (mayat hidup). Mata cekung, muke beler, setun berat, hahahaha dan saya masih berjuang ke Salemba untuk mengumpulkan proposal ... Akhirnya proposal saya jadi. Seratus empat halaman. Legaaaa ... Alhamdulillah ...

Teman-teman saya takjub luar biasa. Baru minggu lalu, mereka melihat saya menggerung, meraung, melenguh (hahaha...) mau berhenti kuliah. Eh seminggu kemudian ngumpulin proposal. Kata suami saya, benar-benar Jagoan Neon, hahahahaha Kalau lampunya sudah On, gak bisa berhenti .... Teman saya bilang mesin diesel, panasnya lama. Gak papa deh, apa pun julukannya pokoknya ngumpulin proposal, hahahaha ....

Senang ... Moral of the story is ... When it's time, it's time, don't worry too much. Enjoy your drama for once is not a sin ... :D Semangattt ....

Senin, 01 April 2013

SAYA dan kamu ...

Saya ini berbeda .... Mungkin klise, tapi saya memang beda. Dari kecil pikiran saya sudah berbeda sendiri. Tahun 80-90an, saat teman-teman saya senang main ke luar, ke cafe, jalan-jalan ke diskotik, nonton bioskop, saya lebih suka ditemani novel bejibun sambil makan. Sukaaaa sekali ....

Saya ini berbeda .... di saat semua orang langsing, kecil, mungil, singset, dan lain-lain itu, saya ini gemuk, kribo dan suka makan ... Saya sudah terbiasa mendengar julukan buntelan kentut, gajah bengkak, sarang tawon, dan lain-lain ... 

Apakah saat itu, saya tahu dan sadar saya berbeda??? Tentu tidak ... Hampir 2/3 hidup saya, saya habiskan mencapai standar normal dunia. Hampir 2/3 hidup saya, saya habiskan mencapai berat badan ideal, meluruskan rambut, mencari kesamaan dan bersembunyi dalam keseragaman di dunia.

Apakah saya bahagia??? Tidak ... Saya langsing, tapi tak bahagia. Rambut saya lurus tapi saya tak bahagia. Bahagia saya semu. Saya sedih, tapi saya tidak tahu saya sedih. Saya pikir saya telah menyenangkan siapa saja dengan menjadi serupa dengan yang diinginkan dunia. Tapi ternyata saya tidak ...

Saya belajar ... Saya berkembang ... Saya berproses menjadi saya ... Saya bertemu orang lain yang mendukung saya menjadi saya kembali. Saya sudah hampir buta dengan saya yang mendunia, tapi itu bukan saya yang saya ...

Saya ... Siapa saya?? 
Saya ... Makhluk Tuhan paling berharga dalam hidup saya, hanyalah saya

Saya menjadi saya saja sudah cukup ... Ketika menjadi saya, saya bisa membagikan diri saya pada kamu, dan kamu sekalian. Sayalah yang kalian dapatkan. Bukan lagi boneka serupa saya yang selama ini kalian kenal. Saya telah menjadi saya. Saya bangga pada diri saya ... Teman-teman berguguran, teman-teman penyuka boneka saya kesal, saya bukan saya yang dulu, saya sombong, saya berkembang menjauhi saya yang mendunia.

Hanya kamu, kamu tempat saya mengadu dan berbagi. 
Kamu yang mengintip awalnya dan membuka pintu menyegerakan saya masuk ke hatimu yang nyaman mengenal saya. Saya bahagia ... Saya menjadi saya ...

Saya, seutuhnya ... bergerak menjadi lebih menyaya ... Ditinggalkan, dituduh, dibuang, dilempar karena tidak seperti saya yang dunia inginkan. Tapi saya punya kamu ... Kamu yang tahu saya ... 

Terima kasih membiarkan saya menjadi saya. Semoga bersama saya, kamu menemukan kamu pula ...

Menjadi berbeda butuh keberanian ...
Saya berbeda ... Lalu kenapa?? Saya bangga ...


*didedikasikan untuk kamu, yang selalu ada ketika mereka mencoba meniadakan saya ...

Senin, 18 Februari 2013

Tukang Bully ...

Apa sih bullying ???? Kata yang baru di dalam kamus kita tapi sebenarnya sudah lama ada di realitas kita. Jaman saya lebih dikenal dengan kata gencet, ngospek, dll. Tapi sebenarnya bully lebih dari itu. Ada bully yang kasar dan ada bully yang halus. Itu menurut saya lho, jangan dijadikan landasan ilmiah. Bully kasar ya yang tadi saya sebutkan, nggencet junior, ngospek anak baru, yg model gitu masuk kategori bully kasar. Yang menarik dibicarakan adalah bully halus, kalo bahasa jadulnya ngenyek abis, hahahaha

Gayanya sih terkesan sophisticated
tapi perilakunya dan bercandanya sungguh rendahan, 
tanpa logika dan cetek

Itu yang saya sebut ciri-ciri tukang bully sejati. Pendidikan boleh tinggi, tapi pemikiran tetap gak ketolong, masih kalah sama pemikiran ponakan saya yang berusia 9 tahun. Jangankan mengandalkan pendidikan, mengandalkan etika saja payah total. Jadi, menurut saya tukang bully itu selalu berusaha menyembunyikan 'kerendahan'nya itu dengan perilaku dan image yang tampak seolah-olah sempurna, pakaian dan penampilan excellent plus gelar berderet atau posisi keren di sekolah, kampus, kantor, bahkan di dunia politik. Tapi seperti pepatah mengatakan, "sebaik-baiknya ikan busuk disimpan, baunya akan tercium juga" ... Jadi, sebaik-baiknya tukang bully, tetep ketahuan selera humor dan akademisnya produk rendahan.

Bagaimana bentuk dari bully halus?? 

Bully halus bersembunyi dalam humor, candaan dan celetukan yang seakan-akan mengandung kelucuan, namun di dalamnya mengandung makna dalam akan tindakan iri hati, dengki dan menjatuhkan pihak lain. Tak hanya itu, pihak lain yang dimaksud pun merasakan hal tersebut. Yang sangat lucu, kelucuan yang membungkus ternyata tidak lucu, karena alih-alih membuat orang tertawa malah membuat orang lain sakit hati atau tidak nyaman. Itulah bullying dan itulah cara si tukang bully beraksi.

Nah, orang model begini tidak akan pernah ... catat dua kali ... TIDAK AKAN PERNAH sadar atau tahu dirinya tukang bully bila tidak ada pihak lain yang memberi informasi. Bahkan, tukang bully sejati akan merasa ingin membully orang yang memberi info itu padanya. Intinya, si tukang bully tidak akan terima bahwa dirinya adalah tukang bully dan akan berusaha keras membully siapa pun yang mengatakan dia sebagai tukang bully. Ini bagus sekali, karena si tukang bully semakin membuka kedoknya sendiri dan tidak dapat mengontrol dirinya untuk semakin menunjukkan bahwa dia adalah tukang bully sejati. Jadi, kegiatan ini harus dilakukan secara langsung atau diwacanakan melalui pihak ketiga.

Bila kita sadar sepenuhnya yang dilakukan oleh si tukang bully, maka kita akan tertawa bahagia ketika si tukang bully kemudian membuka kedoknya sendiri. 

Bagaimana cara menghadapi si tukang bully?? Sungguh mudah, seperti juga menghadapi pesakitan lainnya, yang bisa dilakukan oleh orang awam seperti kita (yg bukan para ahli kejiwaan), adalah tidak menanggapi bullying yang dilakukan, tidak menganggap sejajar tukang bully (karena jelas lebih rendah dari kita) dan berperilaku lebih baik serta lebih beretika, karena hal yang tidak dimiliki si tukang bully adalah moral dan etika. Dengan beretika dan bermoral, jelas si tukang bully tidak akan berhasil menembus benteng pertahanan kita dengan etika dan moral wanna be yang dia junjung tinggi.

Jadi, di dalam hidup yang sehat, terdapat perilaku saling hormat-menghormati terhadap sesama yang sehat. So, fun life only happens when bullying is not on the menu ... Have a fun life ev'rybody ... 

*tulisan ini adalah sharing kecil agar semua pembaca waspada dengan sosok para tukang bully yang bersembunyi di balik topeng-topeng kehormatan. Semoga bermanfaat !!!

Selasa, 29 Januari 2013

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa - Akademisi Genit

Guru ... Pahlawan tanpa tanda jasa ...

Apakah masih pantas ???

Sungguh menyedihkan perlakuan pendidik dan terhadap pendidik dewasa ini. Komodifikasi dalam hal apapun telah merusak guru. Industri pendidikan sungguh menyedihkan. Tidak perlulah membahas kode etik akademis, jika di antara para akademisi saja memahami kode etik saja sudah terbingkai oleh kapitalis.
Sungguh sedih ... 
para akademisi genit yang berhias pupur ... melacurkan diri mencari pelanggan memakai jasanya. Masihkah institusi pendidikan ada???? Institusi pendidikan, tonggak integritas, kemanakah larinya???

Sungguh sedih ... 
ketika ilmu telah diperjualbelikan. Ilmu yang karya kerja manusia, menjadi ilmu yang direndahkan, ilmu tanpa martabat bertebaran dimana-mana.


Sungguh sedih ... 
pahlawan tanpa tanda jasa, hanya menjadi sapi perahan ... saling mencerca satu dengan lainnya ... lupa terikat kode etik menghormati ilmu lainnya


Akademisi genit tertawa bangga ... 
bangga dengan keturunannya telah mengabdi pada kapitalis, bangga telah mencetak buruh pemuja kapitalis, bangga telah menyebarkan paham kapitalis ... bangga menjadi pahlawan palsu


Wahai akademisi genit ...  di balik pupur tebalmu, kau tak lain hanyalah seorang budak ... 
Masihkah pahlawan tanpa tanda jasa pantas disematkan di dadamu??

Wahai penghancur masa depan bangsa

Untuk para akademisi genit, yang merendahkan akademisi lainnya, yang merendahkan ilmu dan kerja manusia, merendahkan kehidupan, yang bersembunyi di balik gelar tak berkesudahan dan singgasana institusi pendidikan .... Pandangan hina dilemparkan pada anda yang terbuai dengan kesadaran palsu kuasa ...

Marah nih yeeeeeeeee ....... Hahahahahahahha ... Just have a fun life ev'rybody ... Being angry is wonderful sometimes ... Feel it and be alive ... 

Sabtu, 26 Januari 2013

Magic Words ...

TOLONG, MAAF, TERIMA KASIH

Tiga kata ajaib yang menunjukkan integritas seseorang bila diucapkan dengan seyakin-yakinnya diri



: D

BERSERAH ... MENYERAH ... TERSERAH ...

Pasrah dan berserah seperti kata orang-orang tua itu sungguh-sungguh menarik ... Sudah sejak remaja saya tergelitik berat sama yang namanya berserah alias pasrah ini. Sungguh ... Bila terkena musibah, kita diminta berserah, bila nilai jelek, berserah, bila gak dapet yang kita mau, berserah, bila gak sesuai rencana, berserah ... Sungguh menarik ... 

Saya perhatikan, walaupun seringkali diucapkan, orang nampaknya sulit sekali berserah, termasuk saya. Dulu pepatah paling saya ingat sejak SD adalah "Sesal Kemudian Tak Berguna". Pepatah itulah yang menjadikan saya perencana paling detil, sedetil-detilnya ... Saya takut sekali salah, saya takut sekali menyesal. Namun semakin percaya pepatah tersebut, semakin penyesalan hadir dalam keseharian saya.

Hidup saya sungguh lucu, menurut saya. Saya dihadapkan pada situasi menikahi seorang manusia yang jarang menyesal, gak pernah malah seingat saya. Sungguh-sungguh bertolak belakang dengan saya yang perencana ini. Suami saya, adalah guru berserah saya. Saya tidak pernah melakukan berserah sehebat dia, tapi saya belajar banyak.

Masa sepanjang hidup saya memperlihatkan, orang (termasuk saya) mengungkapkan kata berserah, pasrah, nrimo dan lain-lain, namun tidak percaya pada diri mereka apakah mereka bisa melakukannya. Karena berserah artinya telah mengusahakan semaksimal mungkin lalu berhenti berusaha dan menyerahkan pada si Empunya kehidupan untuk memutuskan hasilnya. Berserah adalah mempercayai qodarNya. Menjadi sulit karena manusia selalu berusaha menghindari misteri kehidupan. Manusia selalu tergoda untuk mencari kepastian. Dan berserah, melawan segala bentuk kemanusiaan. Berserah adalah godaan terbesar manusia sebagai pembuat keputusan atas dirinya. Berserah adalah cobaan manusia karena menyerahkan misteri kehidupan untuk diungkap oleh selain dirinya.

Berserah ....

Jodoh mati rejeki ada di tangan Penguasa Kehidupan. Jodoh mati rejeki adalah milik Alloh. Bahkan orang-orang beriman telah berulang kali mengucapkannya dan masih pula tidak mempercayainya. 

Saya dan suami bahu-membahu membayar uang kuliah kami di jenjang S2 dan S3 saat ini. Kami selalu hanya punya dana untuk biaya pendaftaran dan biaya untuk semester pertama. Tidak pernah menyiapkan dana untuk semester berikut-berikutnya. Sejak awal kuliah, perkataan suami saya adalah, "Bila Alloh mempermudah kita mendaftar kuliah ini sejak hari pertama, maka kuliah ini adalah jalan hidup kita selanjutnya dan Dia akan mencukupinya". Saya, tentu saja saat itu  hanya mengiyakan namun lebih percaya bahwa saya bisa mendaftar karena hasil ujian saya baik, CV saya bagus dan saya melengkapi segala persyaratan. Ketika dihadapkan pada bayaran semester-semester selanjutnya, saya sungguh stres luar biasa. Segala yang kami miliki, mobil, tabungan, simpanan, hingga mas kawin sudah menjadi bagian dari dana pendidikan kami. Tapi suami saya tetap percaya bahwa Tuhan akan mencukupi dengan jalanNya yang sekonyong-konyong. Banyak sekali sudah bukti keajaiban itu menghampiri hidup kami, dan sungguh luar biasa.

Saya masih ingat momen melepas cincin kawin kami untuk biaya pendidikan semester terakhir suami saya di S2. Sungguh luar biasa karena kami membutuhkan dana Rp 3 juta, sementara harga cincin kawin kami setelah ditakar hanya mencapai Rp 2,7 juta. Saya saking sedihnya melepas cincin kawin pilihan kami itu, tidak mau ikut ke toko emas dan hanya menunggu di sebuah foodcourt. Tapi kemudian suami saya datang dengan berseri-seri dengan cerita yang luar biasa.

Awal minggu itu kami sudah kehabisan simpanan. Bahkan untuk makan saja, kami mengandalkan beras sisa dan indomie sebungkus. Pernah saking membutuhkan dana untuk sekolah, kami rela makan sepiring nasi berdua dengan kuah indomie banyak-banyak, hahahahaha senang. Karena itu prioritas kami jelas, uang tersisa hanya untuk hal-hal penting. Hari itu suami saya sudah kegerahan ingin sekali memotong rambutnya, tapi harga termurah adalah Rp 8rb, sementara dengan uang segitu lebih baik kita beli indomie 2 bungkus, hmmm ... dilema. Akhirnya saya memberanikan diri mencukur rambutnya. Untuk pertama kali saya jadi tukang cukur, dan hasilnya sungguh luar biasa. Suami saya nampak 15 tahun lebih muda, jadi kayak anak SMP, hahaha kasihan. Namun ternyata berkat potongan rambut itulah cerita ini jadi luar biasa.

Ketika akan menjual cincin kawin kami, dia sudah berkeliling beberapa toko emas di Melawai, namun harga yang ditawarkan hanya Rp 2,4 juta hingga Rp 2,7 juta. Padahal kami butuh Rp 3 juta untuk semester terakhir ini. Tiba di sebuah toko emas terakhir, si uda pemilik toko memandang suami saya dalam-dalam dan bertanya, "Ini keponakan dari Menteng ya, anak si A?", suami saya menjawab, "bukan pak, saya bukan orang Padang". Si uda kemudian berujar lagi, "Ah masa sih, potongan rambutnya mirip sekali (ha????). Iya ah, kau ini pasti anak si uda Menteng (sambil memanggil bawahannya) ... Sudah kasih saja Rp 3 juta itu cincinnya. Ini saya juga ada siomay buat kamu. Salam ya untuk si A". Suami saya berkeras bahwa ia tidak mengenal bapak A dan ia bukan orang yang dimaksud, tapi si uda sudah memaksa. Jadilah suami saya berseri-seri menghampiri saya di foodcourt dengan membawa Rp 3 juta dan tambahan siomay, hahahaha ... 

Pernah pula kami sangat amat membutuhkan uang untuk makan minggu itu, dan saya minta suami saya untuk berdoa banyak-banyak ketika sholat Jum'at. Sepulang sholat Jum'at, suami saya berjalan kaki untuk menemui saya di tempat mengajar. Di perjalanan, ketika ada angin lewat, tiba-tiba ada uang Rp 200rb mendarat di kakinya. Kaget luar biasa, suami saya celingukan, dan memutuskan menunggu 15 menit, takut ada orang naik motor dan uang tsb terjatuh ketika lewat tadi. Setelah hampir 30 menit ditunggu, tidak ada yang datang dan lewat. Jadilah, kami hari itu mendapat rejeki untuk makan seminggu, hahahahaha

Suatu hari suami saya menunggu temannya mengambil motor di lobi pertokoan. Di sebelahnya ada seorang ibu membawa koper kecil, dan sibuk menelepon kesana kemari. Suatu ketika, si ibu sambil menelepon menaruh kopernya dan memanggil taksi dan terburu-buru menaiki taksi tersebut. Koper ditinggal. Suami saya berteriak-teriak memanggil si ibu tapi taksi telah melesat pergi. Suami saya minta ijin pada satpam untuk mengejar dengan ojek. Satpam tidak berani membuka koper dan mengiyakan. Sambil menunggu ojek, suami saya mengintip koper yang ternyata berisi berpuluh-puluh ikat uang ratusan ribu bergebok-gebok. Sepertinya ada beberapa ratus juta rupiah dalam koper tersebut. Begitu ojek datang, suami saya langsung kebut mengejar taksi. Taksi melihat dikejar ojek semakin kencang. Akhirnya suami saya berusaha keras mengetuk jendela si ibu, minimal mendapat perhatiannya. Awalnya si ibu tidak mengerti dan ketakutan, tapi suami saya menunjukkan kopernya, barulah ia minggir. Tanpa membuka isi koper si ibu berkali-kali mengucapkan terima kasih. Oh andainya segepok hilang, toh tidak kentara, hahahahaha tapi suami saya mengembalikan semuanya. Si ibu merogoh dompet dan mengeluarkan 2 buah tiket nonton Spiderman, dan jadilah siang itu saya dan suami duduk manis di bioskop, hahahahahaha .... Rejeki dan sekali lagi Alloh yang mengatur.

Dan masih banyak lagi keajaiban lainnya ... nanti saya buatkan bukunya ....

Peristiwa-peristiwa itulah yang membuat saya meyakini apa yang dinamakan berserah seyakin-yakinnya. Hanya Dialah yang mengatur dan menjadikan apa pun itu. Kita hanya berusaha, benar, tapi kita tidak punya kuasa atas hasil.

Cobaan terberat manusia adalah kesombongan atas hasil.
 Lupa bahwa ada Dia-lah satu-satunya yang berhak atas hasil akhir. 

Peristiwa-peristiwa itulah, yang membuat saya menyadari keajaiban-keajaiban dalam hidup saya.

Hingga saat ini, berserah adalah senjata saya. Sulit ... Namun, berserah membuat hidup nampak mudah dan membahagiakan. Berserah membuat hidup penuh syukur, dan syukur adalah nikmat.

Semoga kita semua termasuk kaum yang senang bersyukur. Amin