Senin, 18 Februari 2013

Tukang Bully ...

Apa sih bullying ???? Kata yang baru di dalam kamus kita tapi sebenarnya sudah lama ada di realitas kita. Jaman saya lebih dikenal dengan kata gencet, ngospek, dll. Tapi sebenarnya bully lebih dari itu. Ada bully yang kasar dan ada bully yang halus. Itu menurut saya lho, jangan dijadikan landasan ilmiah. Bully kasar ya yang tadi saya sebutkan, nggencet junior, ngospek anak baru, yg model gitu masuk kategori bully kasar. Yang menarik dibicarakan adalah bully halus, kalo bahasa jadulnya ngenyek abis, hahahaha

Gayanya sih terkesan sophisticated
tapi perilakunya dan bercandanya sungguh rendahan, 
tanpa logika dan cetek

Itu yang saya sebut ciri-ciri tukang bully sejati. Pendidikan boleh tinggi, tapi pemikiran tetap gak ketolong, masih kalah sama pemikiran ponakan saya yang berusia 9 tahun. Jangankan mengandalkan pendidikan, mengandalkan etika saja payah total. Jadi, menurut saya tukang bully itu selalu berusaha menyembunyikan 'kerendahan'nya itu dengan perilaku dan image yang tampak seolah-olah sempurna, pakaian dan penampilan excellent plus gelar berderet atau posisi keren di sekolah, kampus, kantor, bahkan di dunia politik. Tapi seperti pepatah mengatakan, "sebaik-baiknya ikan busuk disimpan, baunya akan tercium juga" ... Jadi, sebaik-baiknya tukang bully, tetep ketahuan selera humor dan akademisnya produk rendahan.

Bagaimana bentuk dari bully halus?? 

Bully halus bersembunyi dalam humor, candaan dan celetukan yang seakan-akan mengandung kelucuan, namun di dalamnya mengandung makna dalam akan tindakan iri hati, dengki dan menjatuhkan pihak lain. Tak hanya itu, pihak lain yang dimaksud pun merasakan hal tersebut. Yang sangat lucu, kelucuan yang membungkus ternyata tidak lucu, karena alih-alih membuat orang tertawa malah membuat orang lain sakit hati atau tidak nyaman. Itulah bullying dan itulah cara si tukang bully beraksi.

Nah, orang model begini tidak akan pernah ... catat dua kali ... TIDAK AKAN PERNAH sadar atau tahu dirinya tukang bully bila tidak ada pihak lain yang memberi informasi. Bahkan, tukang bully sejati akan merasa ingin membully orang yang memberi info itu padanya. Intinya, si tukang bully tidak akan terima bahwa dirinya adalah tukang bully dan akan berusaha keras membully siapa pun yang mengatakan dia sebagai tukang bully. Ini bagus sekali, karena si tukang bully semakin membuka kedoknya sendiri dan tidak dapat mengontrol dirinya untuk semakin menunjukkan bahwa dia adalah tukang bully sejati. Jadi, kegiatan ini harus dilakukan secara langsung atau diwacanakan melalui pihak ketiga.

Bila kita sadar sepenuhnya yang dilakukan oleh si tukang bully, maka kita akan tertawa bahagia ketika si tukang bully kemudian membuka kedoknya sendiri. 

Bagaimana cara menghadapi si tukang bully?? Sungguh mudah, seperti juga menghadapi pesakitan lainnya, yang bisa dilakukan oleh orang awam seperti kita (yg bukan para ahli kejiwaan), adalah tidak menanggapi bullying yang dilakukan, tidak menganggap sejajar tukang bully (karena jelas lebih rendah dari kita) dan berperilaku lebih baik serta lebih beretika, karena hal yang tidak dimiliki si tukang bully adalah moral dan etika. Dengan beretika dan bermoral, jelas si tukang bully tidak akan berhasil menembus benteng pertahanan kita dengan etika dan moral wanna be yang dia junjung tinggi.

Jadi, di dalam hidup yang sehat, terdapat perilaku saling hormat-menghormati terhadap sesama yang sehat. So, fun life only happens when bullying is not on the menu ... Have a fun life ev'rybody ... 

*tulisan ini adalah sharing kecil agar semua pembaca waspada dengan sosok para tukang bully yang bersembunyi di balik topeng-topeng kehormatan. Semoga bermanfaat !!!